Blog Stats

Website counter

Laman

Minggu, 20 Februari 2011

Perjalananku di Dunia Jalanan


Nama ku singgih, usia ku 15 tahun, cerita ini di mulai sejak usia ku 12 tahun ketka itu aku masih duduk di bangku smp tingkat 3, ketika itu aku sedang depresi berat aku di marahin kedua orang tua ku sampai dipukuli pakai ikat pinggang, ketika itu yang ter lintas di fikiran ku hanya lah , pergi jauh dari rumah ini karena aku sudah tidak betah di marahin terus,,,

Dengan nekat aku menjual gitar electrik kesayangan ku , hanya bermodal duit dan modal nekat, aku tidak membawa pakaian ganti, ketika itu aku langsung berangkat ke sumbar dengan modal duit hasil penjualan gitar elekctrikku, aku berangkat dengan menggunakan bis, sesampai nya di sumbar, aku membeli beberapa pakaian dan sebuah tas, kemudian aku berjalan menulusri kepadatan kota sumbar, aku bertemu seorang pengamen , kemudian aku bertanya "mas bis ke jakarta yg mana ya? kemudian dia menghantarkan ku ke tempat bis tersebut, kemudian aku berangkat ke jakarta, perjalanan ini aku tempuh dengan waktu sekita 3 hari, ketika berada di kapal fery, aku melihat lautan yg membentang luas yg membelah pulau jawa dan sumatera, aku merasa tenang dan mulai agak melupakan masalah ku dengan keluarga, akhir nya sampai juga aku di jakarta, duit hasil penjualan gitar ku tinggal setengah, aku pun mulai bingung karna duit persediaan ku tinggal sedikit, aku duduk termenung di hamparan kota jakarta, kemudian ada seorang remaja menghampiri ku.

Dia berkata : kenapa dik? saya menjawab "saya sedang kebingungan mau pergi kemana"
emang kamu dari mana? saya dari pekanbaru bang"
kemudian dia mengajakku makan , setelah makan dia pun mengantar ku kembali ke tempat ku bertemu dengan dia, aku tidur dengan alas seadanya yaitu dengan karton, betapa sedih nya hidup di jalanan,
ketika pagi hari aku di bangun kan oleh remaja yg semalam, di membawakan sebungkus nasi untukku, di dalam hati ku masih ada ya orang yang baik seperti dia.

Setelah selesai makan aku pun pamit untuk berjalan-jalan ke monas walaupun aku tak tau arah ke monas tersebut, di dalam perjalanan aku di suguhi pemandangan yang jarang ku lihat di kota asal ku yaitu kemacetan, asap kendaraan banyak memenuhi udara ibu kota, aku pun berjalan terus menerus tanpa mengetahui arah menuju monas, aku beristirahat di warung kecil di pinggiran jalan, aku pun meminta air minum kepada ibuk penjaga warung tersebut, dengan berbaik hati ibu itu memberikan air minumnya kepada saya,
saya pun melanjutkan perjalanan saya menuju monas, tanpa terasa senja pun mulai tiba , aku pun tak kunjung menemukan keberadaan monas, tanpa ku sadari aku pun tiba di tempat aku beristirahat semalam, aku pun duduk termenung memegangi perut ku yang lapar ini, ketika itu datang seorang lelaki yang sudah agak tua dia duduk di sampingku, kemudian dia berkata "lapar ya dek? kemudian aku menjawab iya pak saya dari tadi pagi belum makan pak.

Kemudian dia pergi ntah kemana, beberapa menit kemudian dia datang dengan membawa nasi bungkus , dia memberikannya kepada ku, tanpa berfikir panjang aku langsung memakan nya walaupun tanpa mencuci tangan, aku makan dengan lahapnya sampai keselek nasi, kemudian dia memberikan air minum kepada saya "makan tu jangan cepat-cepat nanti keselek" iya pak.. (jawab saya), kemudian dia bertanya kamu dari mana dik? "saya dari pekanbaru pak ingin mencari pekerjaan di sini, kemudian dia menawari pekerjaan kepada saya yaitu mangkir, aku pun menerima tawaran pekerjaannya.

kemudian dia berkata saya masih ada 5 bungus nasi lagi ni dik, kemudian dia memberikannya kepada ku,
aku pun langsung melahap makanan yang di berikan oleh bapak itu dengan membabi buta, setelah itu bapak itu pergi dan berkata jangan lupa besok ya,, saya menjawap dengan senang hati ok pak,, kemudian saya tidur dengan beralaskan karton.

pagi-pagi sekali aku dibangunkan oleh remaja yang aku jumpai pertama tadi, ternyata dia anak bapak yang memberikan aku makanan tadi malam, kemudian dia mengajak ku ke tempat yang bernama perkampungan pemulung, aku pun tinggal di sana untuk sementara waktu, kemudian dia mengajari aku mangkir di jalanan, aku pun sudah bisa mangkir sendiri, setelah 3 hari aku pun mendapatkan teman mangkir, sebut saja namanya robi dia adalah anak punk.

kemudian dia mengajak ku pergi ke dunia punknya aku pun agak ragu dengan tawarannya, akhirnya aku menerima tawarannya, dan aku bergabung dengan mereka, ternyata punk ini tidak seperti yang aku bayangkan seperti brutal , kejam dll..
ternyata tidak punk memiliki rasa setia kawan, kompak dan rasa saling tolong menolong.

keesokan paginya , aku terbangunkan oleh suara ribut-ribut ternyata handphone anak bapak yang aku jumpai kemarin malam di maling oleh seorang anak remaja, kami pun bergegas mengejar anak tersebut, lari anak itu sangatlah kencang , kemudian anak itu bersembunyi di balik semak-semak, aku dan warga mencari anak itu di semak-semak ternyata dia bersembunyi di situ , kemudian maling tersebut lari dan kami mengejarnya, sampai akhirnya anak itu tersandung kaki seorang warga dan akhirnya terjatuh, warga tanpa segan-segan memukuli anak tersebut hingga babak belur, kemudian dia di bawa ketempat kampung pemulung tersebut ternyata dia sudah 3x mencuri di tempat itu, kemudian ketua kampung pemulung tersebut mengambil batu besar dan memukul kepalanya, aku pun tak tega melihat nya, kemudian bapak kepala kampung tersebut berkata kepada ku "beginilah hidup di sini".

kemudian aku pergi mangkir di tempat biasa bersama babe, dia adalah pria tua yang kurang pandai berbicara, ketika kami mangkir tiba-tiba datang polisi dan menagkap kami, tanpa kusadari babe pun berhasil melarikan diri, aku di bawa ke kantor polisi , sesampai di sana aku di pukuli dan di tendangi, sampai akhirnya ada seorang polisi yang baik membantuku, aku pun di introgasi oleh polisi itu dia berkata "kenapa lu mangkir? kan masih banyak pekerjaan yang lain seperti jual koran, jual rokok," saya menjawap hanya itu pekerjaan yang mudah pak.
akhirnya aku ditahan sampai sore, ketika sore aku pun di perbolehkan keluar, aku pun duduk di kursi, bingung mau pergi kemana, kemudian ada polisi yang datang dia memberikan makanan ringan kepada ku, aku pun langsung memakannya.

kemudian aku pergi dari kantor polisi, dan berjalan entah kemana, kemudian aku, berjumpa dengan teman ku dan aku ikut pulang bersamanya,
keesokan harinya aku pergi ke rumah saudara aku yang di jakarta, sesampainya di sana aku disambut dengan baik hati, walaupun para sepupu ku menyindir ku.

akhirnya aku di antar pulang kembali ke kota asal ku.

^_SEKIAN_^
 Narasumber : Singgih
Share

0 komentar:

Posting Komentar